Lompat ke isi utama

Berita

Toto Ajak Kader Pengawas Wujudkan Mimpi Bung Karno dan Hardikan Tan Malaka

Kamis (21/8/2025)

Anggota Bawaslu Totok Hariyono saat menutup kegiatan Pendidikan Pengawasan Partisipatif (P2P) bertema 'Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 di Yogyakarta, Kamis (21/8/2025)/Foto: Publikasi dan Pemberitaan Bawaslu

BAWASLU BENGKULU SELATAN – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Totok Hariyono, mengajak seluruh kader pengawas partisipatif untuk tidak sekadar menjalankan tugas teknis pengawasan, tetapi juga menjadikan peran mereka sebagai bagian dari perjuangan besar: mewujudkan mimpi Bung Karno dan hardikan Tan Malaka bahwa Indonesia harus merdeka seratus persen.

Baca Juga: Dedikasi Tak Terlupakan, Bawaslu RI Hadirkan Dukungan untuk Keluarga Pengawas Gugur

Dalam sambutannya saat menutup kegiatan Pendidikan Pengawasan Partisipatif (P2P) bertema "Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029" di Yogyakarta, Kamis (21/8/2025), Totok menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa tidak berhenti pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Menurutnya, kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat hidup dalam keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang merata.

"Jangan lupakan mimpi Bung Karno dan hardikan Tan Malaka. Indonesia harus merdeka 100 persen. Dan kemerdekaan itu hanya bisa kita capai melalui demokrasi yang sehat, yang diwujudkan dalam pemilu yang jujur dan adil," ujarnya penuh semangat.

Baca Juga: Bawaslu Bengkulu Selatan Ikuti Kick Off Orientasi PPPK Tahun 2025, Perkuat Komitmen Pengawasan Pemilu Berintegritas

Totok menjelaskan, pemilu bukan tujuan akhir, melainkan instrumen penting dalam menyempurnakan demokrasi. Demokrasi sejati, katanya, hanya akan hadir ketika pemilu dijalankan dengan integritas dan rakyat diberi ruang seluas-luasnya untuk berpartisipasi secara aktif dalam menentukan masa depan bangsa.

Dia juga menyoroti bahwa demokrasi adalah sistem yang terus berkembang, bukan sesuatu yang statis. Karena itu, penyempurnaan demokrasi tidak hanya bergantung pada undang-undang atau regulasi semata, melainkan juga pada hati nurani dan integritas para pelaku demokrasi, termasuk para pengawas partisipatif.

Baca Juga: Keterbukaan Informasi Publik adalah Pondasi Demokrasi yang Sehat

"Tak ada undang-undang yang sempurna. Tapi dengan hati nurani yang bersih dan integritas yang tinggi, kita bisa menyempurnakan demokrasi kita sendiri," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Totok juga memberikan apresiasi tinggi kepada Yogyakarta yang menurutnya telah menjadi simbol penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kota ini kerap menjadi contoh pengawasan pemilu yang baik dan partisipatif.

Baca Juga: Diskusi Media dengan Perludem, Bawaslu Sampaikan Rekomendasi Penguatan UU Pemilu

"Yogyakarta ini istimewa, bukan hanya secara status, tetapi juga karena semangat demokrasi yang tumbuh dari masyarakatnya. Aura yang lahir di sini saya yakin akan menyebar ke seluruh penjuru republik," katanya optimistis.

Ia berharap semangat yang ditunjukkan oleh para kader P2P di Yogyakarta bisa menular ke daerah lain di Indonesia. Dengan begitu, cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan.

Baca Juga: Menuju 2029, Totok Hariyono Dorong Semua Kantor Bawaslu Jadi Rumah Pergerakan Demokrasi

"Mari kita rawat demokrasi ini dengan sepenuh hati. Jadikan pengawasan sebagai panggilan jiwa, bukan sekadar pekerjaan. Kita adalah penjaga masa depan Indonesia," pesan Totok.

Menutup pernyataannya, Totok kembali mengingatkan bahwa mimpi Bung Karno dan hardikan Tan Malaka adalah amanat yang belum selesai. Dan kini, estafet perjuangan itu berada di tangan generasi muda, termasuk kader pengawas partisipatif yang tersebar di seluruh Indonesia. (Humas Bawaslu Bengkulu Selatan)

Tag
P2P 2025, Pendidikan Pengawas Partisipati