Lompat ke isi utama

Berita

Totok Hariyono Tegaskan Pentingnya Tanggung Jawab Moral dalam Penggunaan Anggaran Pengawasan Non-Tahapan Pemilu

Jumat (11/7/2025)

Anggota Bawaslu Totok Hariyono saat memberikan arahan dalam kegiatan Evaluasi Pengawasan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024 serta Penyusunan Kerangka Implementasi Perencanaan dan Program Pengawasan Non-Tahapan, Jumat (11/7/2025) 

BENGKULU SELATAN – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Totok Hariyono, menegaskan pentingnya tanggung jawab moral dalam penggunaan anggaran pengawasan non-tahapan Pemilu. Dalam arahannya pada kegiatan Evaluasi Pengawasan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024 serta Penyusunan Kerangka Implementasi Perencanaan dan Program Pengawasan Non-Tahapan, Jumat (11/7/2025) malam di Padang, Sumatera Barat, Totok menekankan bahwa anggaran yang dibuka bukanlah untuk dihambur-hamburkan, melainkan sebagai amanah untuk digunakan secara bijak.

Baca Juga: Ketua Bawaslu Teken MoU dengan PUSaKO Unand, Dorong Penguatan SDM Pengawasan Pemilu

“Ruang anggaran yang dibuka ini bukan seperti durian runtuh lalu digunakan untuk pesta pora. Tapi sebagai ujian, bagaimana cara kita menggunakannya dengan penuh tanggung jawab,” ujar Totok di hadapan para peserta kegiatan yang terdiri dari jajaran pengawas pemilu daerah.

Baca Juga: Bawaslu Kabupaten Bengkulu Selatan Mendengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Sebagai Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu, Totok mengajak seluruh jajaran pengawas untuk melakukan refleksi dan menanamkan kesadaran bahwa setiap rupiah dalam anggaran pengawasan berasal dari uang rakyat. Oleh karena itu, setiap program atau kegiatan yang dirancang harus benar-benar relevan dan bermanfaat bagi publik.

Baca Juga: Apel Pagi Bawaslu Bengkulu Selatan, Wujud Disiplin dan Komitmen Pegawai

“Mindset kita juga harus berubah. Bawaslu bukan sekadar pekerja pemilu, tapi pekerja demokrasi. Kalau demokrasinya sehat, maka pemilunya juga berkualitas,” tandasnya. Menurutnya, pengawasan pemilu tidak hanya soal teknis tahapan, tapi juga memperkuat pondasi demokrasi yang bermartabat dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Baca Juga: Tingkatkan Kinerja, Bawaslu Bengkulu Selatan Fokus Evaluasi dan Rencana Kerja Non-Tahapan

Totok menekankan bahwa anggaran relaksasi non-tahapan ini harus diolah menjadi program kerja yang konkret dan berdampak nyata dalam meningkatkan kualitas demokrasi. Tidak boleh ada program yang sekadar formalitas atau hanya untuk menghabiskan anggaran. Setiap kegiatan harus terukur, terencana, dan menghasilkan efek positif terhadap penyelenggaraan pemilu ke depan.

Baca Juga: CPNS Bawaslu Diminta Tak Hanya Teknis, Tapi Juga Kritis dan Melek Literasi Demokrasi

Dia juga mengajak seluruh peserta untuk kembali ke semangat awal reformasi, yang mengedepankan keberpihakan pada rakyat. “Kalau dulu zaman pergerakan, makan, minum sambil berjuang bersama rakyat. Sekarang, kita ganti dengan makan, minum sambil ngobrol bersama rakyat. Kita obrolkan kembali cita-cita reformasi, salah satunya melalui diskusi demokrasi yang lebih bermakna,” ungkapnya.

Baca Juga: Dua Perkara PHPU Ditolak, Totok Hariyono Dampingi Langsung di Ruang Sidang MK

Pernyataan Totok Hariyono menjadi pengingat penting bahwa integritas dan kesadaran moral merupakan fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap Bawaslu. Dengan anggaran yang ada, bukan hanya pengawasan yang ditingkatkan, tapi juga komitmen untuk membangun demokrasi yang lebih inklusif dan bertanggung jawab. (Humas Bawaslu Bengkulu Selatan)

Sumber: Pulikasi dan Pemberitaan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia