Bawaslu dan Kemenag Perkuat Kolaborasi Pengawasan Partisipatif Jelang Pemilu 2029
|
BAWASLU BENGKULU SELATAN - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersama Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan komitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam pengawasan partisipatif menjelang Pemilu 2029. Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menegaskan bahwa sinergi antara kedua lembaga telah terjalin sejak lama dan terbukti memberikan kontribusi positif terhadap penguatan demokrasi di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Kantor Kemenag di Jakarta pada Selasa (12/8/2025), Bagja menilai kerja sama ini perlu diperkuat kembali mengingat kompleksitas tantangan demokrasi yang dihadapi ke depan.
Baca Juga: Bawaslu Bengkulu Selatan Gelar Upacara HUT RI ke-80 dengan Khidmat
Rahmat Bagja menyampaikan bahwa Bawaslu telah mendapat mandat dari Komisi II DPR RI untuk memperluas pengawasan partisipatif sebagai bagian dari upaya penguatan demokrasi. Dalam hal ini, Kemenag menjadi mitra strategis karena memiliki struktur kelembagaan yang tersebar luas hingga tingkat daerah, termasuk pesantren dan kantor urusan agama (KUA). “Kami melihat Kemenag sebagai lembaga yang memiliki daya jangkau kuat ke akar rumput, sehingga sangat strategis dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap pengawasan Pemilu,” ujar Bagja.
Menurut Bagja, kerja sama ini juga menyasar pada penguatan kelembagaan dan penyebarluasan edukasi politik kepada berbagai elemen masyarakat. Bawaslu telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat (ormas), aktivis, hingga partai politik, guna menjaga keutuhan bangsa. Kemenag, dengan tokoh-tokoh agama dan penyuluhnya, dinilai dapat berperan penting dalam meredam potensi konflik politik yang muncul di tengah masyarakat.
Baca Juga: Pidato Kenegaraan Presiden RI, Ketua Bawaslu Bengkulu Selatan Hadir di Rapat Paripurna DPRD
Salah satu aspek penting yang disoroti adalah kondisi sosial-politik di lapangan selama Pemilu yang kerap memanas. Bagja menilai Kemenag dapat memainkan peran menyejukkan melalui pendekatan keagamaan yang damai dan persuasif. “Kami membutuhkan peran serta tokoh agama dalam menurunkan tensi politik yang memanas, agar pelaksanaan pemilu dapat berlangsung dengan damai dan berintegritas,” jelasnya.
Tak hanya itu, Bagja juga menyoroti pentingnya data penduduk dari Kemenag, khususnya terkait warga yang sudah menikah namun belum berusia 17 tahun. Data ini sangat penting karena mereka memiliki hak pilih meski belum memiliki KTP. “Kami berharap akses terhadap data ini bisa kami peroleh melalui Kementerian Agama, agar tidak ada warga negara yang kehilangan hak konstitusionalnya,” tambah Bagja.
Baca Juga: Optimalisasi Pencegahan, Bawaslu Bengkulu Selatan Hadiri Rapat Evaluasi Form A Secara Daring
Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty, turut menegaskan pentingnya membangun kesadaran masyarakat akan pengawasan pemilu sejak dini. Menurutnya, masa non-tahapan seperti saat ini justru merupakan waktu yang tepat untuk memupuk nilai-nilai pengawasan partisipatif. “Kami ingin membentuk kader-kader pengawasan yang aktif dan peka terhadap proses demokrasi, dan kolaborasi dengan Kemenag bisa memperluas jangkauan pendidikan politik ini,” kata Lolly.
Lolly juga menyebut bahwa Bawaslu menghadapi tantangan efisiensi anggaran dalam menjalankan program-programnya. Oleh karena itu, kerja sama lintas lembaga menjadi solusi efektif dalam menjalankan berbagai kegiatan edukasi politik. “Kita akan berbagi informasi tentang di mana saja kader yang sudah terbentuk dan wilayah yang masih membutuhkan pendampingan. Di situlah peran Kemenag sangat kami harapkan,” tuturnya.
Baca Juga: Sambut HUT RI ke-80, Bawaslu Bengkulu Selatan Siapkan Beragam Kegiatan Internal
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, merespons positif ajakan kolaborasi tersebut. Ia menyatakan siap mendukung penuh kerja sama dengan Bawaslu dan mendorong agar nota kesepahaman (MoU) antara kedua lembaga segera direalisasikan. Nasaruddin juga menyoroti pentingnya peran tokoh agama dalam menjaga stabilitas selama pemilu, terutama untuk meredam isu-isu sensitif seperti SARA. “Pendekatan ke tokoh agama sangat penting untuk menyampaikan pesan damai dan netralitas dalam pemilu,” katanya.
Dalam kegiatan ini, hadir pula sejumlah tokoh penting dari Bawaslu, di antaranya Anggota Bawaslu Puadi dan Totok Hariyono, Tenaga Ahli Moh Tohir dan Ini Jaelani, serta Kepala Biro Fasilitasi Pengawasan Pemilu Eliazar Barus. Pertemuan ini menjadi langkah awal yang konkret untuk mempererat kerja sama antara Bawaslu dan Kemenag, demi terciptanya Pemilu 2029 yang damai, inklusif, dan berintegritas.(Humas Bawaslu Bengkulu Selatan)
Editor: Humas Bawaslu Bengkulu Selatan