BAWASLU BENGKULU SELATAN PERKUAT PERANAN PPID
|
BAWASLU BENGKULU SELATAN PERKUAT PERANAN PPID
Bawaslu Bengkulu Selatan - Dalam rangka untuk memperkuat peranan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), Bawaslu Bengkulu Selatan melakukan diskusi penulisan berita yang berbasis web, Jumat (1/4/2022), di Media Center Bawaslu Bengkulu Selatan.
Ketua Bawaslu Bengkulu Selatan, Azes Digusti mengatakan diskusi sangat perlu dilakukan, khususnya bagi Humas Bawaslu Bengkulu Selatan dalam hal menyampaikan informasi ke publik melalui website.
“Diskusi ini memang kita jadwalkan menindaklanjuti Bimbingan Teknis Pelatihan Penulisan Berita dan Dokumentasi pada Kamis dan Jumat (24 - 25/03/2022) lalu di Bawaslu Provinsi Bengkulu. Dari hasil diskusi ini, akan dituangkan dalam bentuk informasi kepada masyarakat melalui sarana publikasi berupa website, ” ujar pria lulusan Universitas Muhammadiyah Bengkulu ini.
Azes berharap, dengan diskusi yang diikuti oleh anggota PPID, website Bawaslu Bengkulu Selatan ini dapat menyampaikan informasi-informasi seputar tugas, pokok dan fungsi Bawaslu khususnya dalam hal pengawasan tahapan Pemilu tahun 2024. Melalui website masyarakat akan mudah mendapatkan informasi mengingat saat ini semua berbasis teknologi digital.
“Informasi yang kita sampaikan merupakan komitmen Bawaslu Bengkulu Selatan dalam hal keterbukaan informasi publik. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan mengetahui informasi-informasi dari Bawaslu Bengkulu Selatan. Caranyan cukup klik website Bawaslu Bengkulu Selatan,” kata Azes.
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Surat Kabar Harian Radar Selatan Andri Irawan menjelaskan, perihal struktur penulisan berita. Mulai dari judul, lead, dan body berita.Di mana penulisan berita itu memuat unsur 5W+1H yakni what, when, whre, who, why dan how. Unsur berita ini wajib tertuang di paragrap pertama dan kedua.
“Unsur 5W+1H atau apa, dimana, kapan , siapa, mengapa dan bagaimana atau disingkat adiksimba setidaknya sudah terjawab di lead awal berita. Begitupun dalam hal penulisan judul, maksimal tujuh kata yang memuat isi dari berita yang tertulis di lead awal,” ujar Andri.
Pria yang juga menjabat sebaga Pemred Raselnews.com, juga mengingatkan penggunaan huruf kapital dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Penulisan berita, setidaknya hindari tulisan panjang, superlead bertele-tele, konfirmasi tidak tuntas, topik asal, narasumber satu orang, dan menyadur tulisan dari media sosial, serta salah ketik.
“Ada banyak penyakit media online yang saat ini sering terjadi. Diantaranya akurasi buruk, tergesa-gesa, narasumber minim, malas melakukan verifikasi, tidak dalam, diskripsi kurang, copy paste, judul sensasional tapi tidak seindah isinya,” imbuh Andri. (Humas)
